Pertanian

Pertanian tanaman pangan

Komoditi unggulan untuk tanaman pangan terdiri dari Jagung, Kentang, dan Pisang. Komoditi ini tersebar di beberapa tempat di Lombok Timur dan memiliki prospek cerah untuk dikembangkan.

a. Jagung



Jagung memiliki potensi lahan untuk dikembangkan di Lombok Timur mencapai 30,646 Ha. Dari jumlah itu baru 21,513 Ha diantaranya yang sudah dimanfaatkan, sehingga masih tersisa lahan sebanyak 9,133 Ha yang bisa dikembangkan untuk budidaya jagung.
Adapun produksi jagung tahun 2009 mencapai 81.293 ton, dari 20.521 Ha luas panen, dengan rata-rata produksi per hektar sebesar 39,61 kwintal. Produksi jagung terus mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir, dimana tahun 2005 produksi masih 31.350 ton dari luas areal 12.263 ha. Sehingga selama 5 tahun telah terjadi peningkatan produksi sebesar 159%.
Kalau mengacu pada data 2009, maka Lombok Timur termasuk salah satu penghasil jagung utama di NTB setelah kabupaten Sumbawa. Produksi jagung kab. Sumbawa diatas Lombok Timur yaitu sebesar 100.840 ton. Walaupun demikian produktifitasnya lebih tinggi di Lombok Timur, seperti terlihat pada tabel.
Semua kecamatan yang ada di Lombok Timur pada umumnya layak dan cocok untuk budidaya jagung. Akan tetapi berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan ada 6 kecamatan yang berada pada posisi teratas dalam hal jumlah produksi dan luas areal jagung yaitu; kecamatan Pringgabaya, Suela, Wanasaba, Sambalia, Aikmel, dan Labuhan Haji.
Dalam upaya meningkatkan produksi jagung dan peningkatan nilai tambah komoditi, pemerintah daerah selama ini melaksanakan berbagai kebijakan. Diantaranya; memfasilitasi penyaluran kredit kepada petani, dukungan pemasaran, kemudahan akses kemitraan, kemudahan memperoleh pupuk, bantuan benih dan sarana produksi lainnya, serta kemudahan memperoleh alsintan.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah provinsi NTB yang menjadikan jagung sebagai salah satu komoditi ungggulan untuk dikembangkan yaitu melalui program PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput laut), maka investasi kearah itu juga terus didukung dan diberikan berbagai kemudahan oleh pemerintah daerah.

Dari segi pasarannya, jagung pipilan tetap memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan, karena terus meningkatnya kebutuhan akan pakan ternak.. Untuk tahun 2010 misalnya kebutuhan jagung nasional diperkirakan sebesar 19,8 juta ton. Dari jumlah itu diprediksi produksi jagung nasional hanya 18,1 juta ton. Sehingga untuk menutup kekurangan tersebut, pemerintah terpaksa memenuhinya dengan melakukan impor.
Harga jagung pipilan selama ini berfluktuasi yaitu antara Rp. 2.000,- Rp. 5.000,- per kg, tergantung kualitas dan mutu jagung serta ketersediaan barang di pasaran.


b. Kentang

Kentang merupakan komoditi yang sangat menjanjikan kedepan ini, yaitu terutama di kecamatan Sembalun. Dari potensi areal yang mencapai 1.105 hektar di 4 desa di Kecamatan Sembalun baru sekitar 160 hektar saja yang sudah dikembangkan. 
Sejak tahun 2008 yang lalu dimana kentang mulai intensif dibudidayakan atas kerjasama PT. Indofood dengan Kelompok Tani di kecamatan Sembalun, produksi kentang terus meningkat. Tahun 2008 produksi kentang di Sembalun mencapai 37.800 Kw dari areal tanam sebanyak  210 Ha, meningkat 2 kali lipat dibanding produksi tahun 2007 yang hanya 15.575 Kw dari 89 Ha lahan.Kemudian untuk tahun 2009 produksi kentang di Sembalun mencapai 43.520 Kw dari luas areal sebanyak 256 Ha. Produksi diperkirakan akan terus naik pada tahun-tahun yang akan datang, sejalan dengan semakin luasnya areal tanam serta semakin tingginya kemampuan petani kentang dalam menerapkan teknologi pertanian.
Sebagai salah satu daerah dataran tinggi penyedia kentang di tanah air Sembalun memiliki keunggulan dibanding daerah lainnya. Di Sembalun kentang bisa ditanam pada musim panas yaitu bulan Mei sampai Juli, yang tidak bisa dilakukan di daerah lainnya di Indonesia. Kemudian panennya diantara bulan Agustus sampai awal Nopember. Sedangkan di daerah lainnya hanya bisa di waktu musim hujan. Itu karena dataran tinggi Sembalun cocok dan mendukung untuk budidaya kentang. 
Dengan terjalinnya kerjasama antara pihak PT Indofood dengan petani kentang di Sembalun, maka pemasaran hasil kentang dan fluktuasi harga yang sekian lama dikeluhkan sekarang sudah bisa teratasi. Pihak Indofood akan menampung berapapun produksi kentang dan akan membeli sesuai harga yang sudah disepakati.
Adapun harga yang disepakati yaitu 2.850 rupiah per kg di lahan petani. Dan pihak Indofood siap membeli dengan harga itu, walaupun harga di pasaran anjlok.
Dengan tingkat harga seperti itu dan fasilitas pinjaman berupa bibit, pupuk dan obat-obatan, maka akan merupakan sebuah pilihan yang menguntungkan bagi petani di kecamatan Sembalun untuk budidaya tanaman kentang kedepan.




1 komentar: